Rabu, 17 Mei 2017

pengertian dan cara melakukan roll depan, roll belkang, kayang dan sikap lilin





1.   Rol depan
Guling ke depan adalah berguling ke depan atas bagian belakang badan (tengkuk,punggung,pinggang,dan panggul bagian belakang). Latian guling ke depan dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu : guling ke depan dengan sikap awal jongkok dan guling ke depan dengan sikap awal berdiri.

Caramelakukannyasebagaiberikut:
a.      Sikap permulaan jongkok,kedua tangan menumpu pada matras selebar bahu.
b.      Kedua kaki diluruskan, siku tangan ditekuk, kepala dilipat sampai dagu menyentuh dada.
c.       Mengguling ke depan dengan mendaratkan tengkuk terlebih dahulu dan kedua kaki di
lipat rapat pada dada.
d.      Kedua tangan melemaskan tumpuan dari matras, pegang mata kaki dan berusaha bangun.
e.      Kembali berusaha bangun.

2.   Rol Belakang
Guling ke belakang adalah menggulingka badan ke belakang ,dimana posisi badan tetap harus membulat,yaitu kaki dilipat,lutut tetap melekat di dada,kepala ditundukan sampai dagu melekat di dada.

Cara melakukan guling ke belakang :
a.      Sikap permulaan dalam posisi jongkok,kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat
b.      Kepala ditundukan kemudian kaki menolak ke belakang
c.       Pada saat panggul mengenai matras,kedua tangan segera dilipat ke samping telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak
d.      Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala,dengan dibantu oleh kedua tangan menolak kuat  dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di atas matras,ke sikap jongkok
3.   KAYANG
            Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat titik dalam keadaan terbalik dengan meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada gerakan kayang yaitu dengan menempatkan kaki lebih tinggi memberikan tekanan pada bahu dan sedikit pada pinggang.
Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkan kelentukan bahu,bukan kelentukan pinggang.

  Caramelakukangerakankayangsebagaiberikut.
a.      Sikap permulaan berdiri, keduan tangan menumpu pada pinggul.
b.      Kedua kaki ditekuk, siku tangan ditekuk, kepala di lipat ke belakang.
c.       Kedua tangan diputar ke belakang sampai menyentuh matras sebagai tumpuan.
d.      Posisi badan melengkung bagai busur.


4.   SIKAP LILIN
Sikap lilin adalah salah satu gerakan senam lantai dan sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang lalu mengangkat kedua kaki secara berbarengan, keadaan pinggang ditopang oleh kedua tangan dan posisi pundak tetap menempel  pada lantai. Melakukan sikap lilin tidak semudah kita melihatnya, perlu kekuatan otot perut yang kuat dan juga kekuatan tangan untuk menopang pinggang.
Cara melakukan sikap lilin
a.      Pertama-tama lakukan sikap tidur terlentang dengan posisi kedua tangan disamping badan.
b.      Lalu angkat perlahan kedua kaki berbarengan dan rapat.
c.       Seluruh pundak dibantu kedua tangan yang menopang pada pinggang menjadi landasan utama dalam gerakan ini.
d.      Setelah berhasil melakukan sikap ini maka anda harus pertahankan beberapa saat.

Selasa, 02 Mei 2017

ISRA MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW SEJARAH SINGKAT

ISRA WAL MI’RAJ

Seringkali dikalangan masyarakat kita, dalam mendefinisikan isra dan mi’raj, mereka menggabungkan isra mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya isra dan mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dan pada kesempatan ini kami akan mengupas tuntas pengertian isra dan mi’raj.

A.  Pengertian atau definisi isra dan mi’raj
Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh nabi muhammad SAW dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat islam, karena pada peristiwa ini nabi muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan sholat lima waktu sehari semalam.
Isra mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian dimakkah sebelum rasululloh SAW hijrah kemadinah. Menurut Al – Maududi dan mayoritas ulama, isra mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620 sampai 621 M. Menurut Al – Allamah Al – Manshurfuri, isra mi’raj terjadi pada malam 27 rajab pada tahun ke- 10 kenabian, dan ini lah yang populer. Namun demikian shafiyurrahman al-mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena khadijah ra meninggal pada bulan ramadhan pada tahun ke- 10 kenabian yaitu dua bulan setelah bulan rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban sholat lima waktu. Al-mubarakfuri menyebutkan enam pendapat tentang waktu kejadian isra mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara pasti kapan tanggal terjadinya isra mi’raj.
Peristiwa isra mi’raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam isra, nabi muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah SWT dari masjidil haram hingga masjidil aqsa. Lalu dalam mi’raj nabi muhammad SAW dinaikan kelangit sampai sidratul muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Disisni beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaiakan salat lima waktu.
Bagi umat islam, peristiwa terebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan  tidak ada nabi lain yang mendapat perjalan sampai ke sidratul muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang  membuat rasulullah SAW sedih.

B.   Sejarah atau kisah perjalanan isra mi’raj nabi Muhammad SAW

Perjalanan dimulai rasulullah SAW mengendarai buraq bersama malaikat jibril. Jibril berkata, “ turunlah dan kerjakan shalat.” Rasulullah pun turun. Jibril berkata, “ dimanakah engkau sekarang?” “ tidak tahu.” Kata rasul. “ engkau berada di madinah, disanalah engkau akan berhijrah”, kata malaikat jibril. Perjalanan dilanjutkan ke syajar musa (masyam) tempat penghentian nabi musa ketika lari dari mesir, kemudian kembali ke tunisia tempat nabi musa mendapat wahyu, lalu ke baitullhmi tempat kelahiran nabi isa as, dan diteruskan ke masjid aqsha di yerusalem sebagai kiblat nabi nabi terdahulu.
Malaikat jibril menurunkan rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah rasul memasuki masjid ternyata telah menunggu para nabi dan rasul. Rasul bertanya “ siapakah mereka?”
“ saudaramu para nabi dan rasul”. Kemudian jibril membimbing kesebuah batu besar, tiba tiba rasul melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian rasulullah bersama jibril naik tangga itu menuju langit ketuju dan ke sidratul muntaha.
“ dan sesungguhnya nabi Muhammad Saw telah melihat jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di sidratul muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal, (muhammad melihat jibril) ketika sidratul muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannyatidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidk pula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda tanda kekuasaan tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13-18)
Selanjutnya rasulullah SAW melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani jibril. Rasulullah membaca yang artinya : “ segala penghormatan adalah milik allah, segala rahmat dan kebaiakan.”
Allah berfirman yang artinya : “ keselamatan bagimu wahai seorang nabi, rahmat dan berkahnya.”
rasul membaca lagi yang artinya : “ keselamatan semoga bagi kami dan hamba hamba Allah yang sholeh. Rasulullah dan umatnya menerima perintah ibadah sholat.”
 Allah berfirman : “ Hai muhammad aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana aku telah mengambil ibrahim sebagai kesayangan dan aku pun memberi firman kepadamun seperti firman kepada musa akupun menjadikan umatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath(adil dan pilian), maka ambilah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang- orang yang bersyukur.”
“ kembalialah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dariku.” Kemudian rasul turun kesidratul muntahar. Jibril berkata : “ Allah telah memeberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan seorang pun dari makhluknya baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus. Dan dia telah membuatmu sampai suatu kedududkan yang tak seorang pun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedududkan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandinggnya. Ambilah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadaNya karena Allah tuhan pemberi hikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur.”
lalu rasul memuji Allah atas semua itu. Kemudian jibril berkata : “ berangkatlah kesurga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampailah disurga dengan Allah SWT. Dan tidak ada sebuah tempatpun aku biarkan terlewatkan.” Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya, rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa yang mata belum pernah melihat, telinga belum pernah mendengar dan tidak terlintas dihati manusia semua masih kosong dan disediakan hanya pemiliknya dari kekasih Allah ini yang dapat melihatnya. Semua itu membuat rasul kagum untuk seperti inilah mestinya manusia beramal. Kemudian rasul diperlihatkan neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu belenggu dan rantai rantainya selanjutnya rasulullah turun kebumi dan kembali kemasjidil haram menjelang subuh.

C.   Peristiwa – peristiwa isra mi’raj

*   - Pembelahan dada Nabi Muhammad SAW. Yang kemudian disucikan dengan air zamzam oleh malaikat Jibril di samping Ka’bah sebelum berangkat ke Yarussalem.
*   - Nabi Muhammad SAW menjadi imam atas nabi nabi terdahulu ketika shalat sunnah dua rakaat di masjid Al-Aqsa.
*   - Malaikat Jibril datang membawa dua gelas minuman yang berisi susu dan arak. Nabi Muhammad SAW memilih susu yang mengisyaratkan bahwa umat islam tidak akan tersesat.
*   - Di langit pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi Adam as. Di langit kedua, bertemu Nabi Isa as dan Nabi yahya as. Di langit ketiga, bertemu Nabi yusuf as. Di langit keempat, bertemu Nabi idris as. Di langit ke lima, bertemu Nabi harun as. Di langit ke enam, bertemu Nabimusa as. Dan di langit ketujuh bertemu Nabi ibrahim as.
*   - Saat mendapatkan perintah shalat, Nabi Muhammad SAW. Selalu berdiskusi dengan Nabi musa as di langit keenam tentang bilangan shalat dalam sehari